Resep Manuk Nom

Resep Manuk Nom, Puding Hijau Favorit Raja Keraton Jogja yang Legendaris

Resep Manuk Nom, Puding Hijau Favorit Raja Keraton Jogja yang Legendaris
Resep Manuk Nom, Puding Hijau Favorit Raja Keraton Jogja yang Legendaris

JAKARTA - Keraton Jogja memiliki banyak hidangan khas yang khusus disajikan untuk kalangan ningrat. Salah satunya adalah manuk nom, puding hijau yang biasanya dinikmati sebagai hidangan penutup.

Manuk nom berarti ‘burung muda’, mengacu pada bentuk puding yang menyerupai burung kecil di atas alas daun pisang. Makanan ini unik karena sama sekali tidak menggunakan daging burung sebagai bahan utamanya.

Puding ini justru dibuat dari tape ketan, yang dipadukan dengan telur dan susu. Kombinasi bahan tersebut menghasilkan cita rasa manis yang lembut dan menggoda selera.

Sejarah Singkat Penyajian Manuk Nom di Keraton

Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, manuk nom disajikan sebagai makanan penutup. Namun saat Sri Sultan HB VIII naik tahta, puding ini justru dijadikan hidangan pembuka yang menarik perhatian para tamu kerajaan.

Perubahan fungsi sajian ini menunjukkan fleksibilitas kuliner Keraton dalam menyesuaikan hidangan dengan selera istana. Hal ini juga menambah nilai sejarah dan budaya di balik setiap gigitan manuk nom.

Manuk nom kini tidak hanya menjadi simbol kemewahan istana, tapi juga warisan kuliner yang bisa dicoba oleh masyarakat umum. Dengan teknik dan bahan yang tepat, puding ini bisa dinikmati di rumah tanpa kehilangan keaslian rasanya.

Resep Manuk Nom ala Keraton Jogja

Resep #1:
Bahan: 1 liter susu segar, 200 g gula pasir, 3 kuning telur dan 1 putih telur (dikocok), ¼ sdt vanili, 400 g tape ketan hijau (peras buang airnya), 2 sdm margarin, emping goreng secukupnya.

Campurkan susu, gula, telur, vanili, dan tape ketan hingga merata. Masukkan ke pinggan tahan panas, beri margarin di atasnya, lalu kukus sampai matang.

Dinginkan puding sebelum disajikan, kemudian hias dengan emping goreng sebagai sendok sekaligus dekorasi. Aroma tape dan rasa manis telur membuat manuk nom terasa istimewa.

Resep #2:
Bahan: 250 g tape ketan hijau, 5 butir telur, 100 g gula pasir, 500 ml susu full cream, 1 sdt vanili, 2 lembar daun pandan, 200 g emping goreng, garam secukupnya.

Kocok telur dan gula sampai mengembang, tambahkan susu, garam, dan vanili, aduk rata. Tuang adonan di atas tape ketan dalam loyang, letakkan daun pandan, kukus sampai matang.

Sajikan dengan emping goreng di sisi puding, meniru bentuk sayap burung. Sensasi manis dan renyah dari emping menambah kenikmatan saat menyantapnya.

Resep #3:
Bahan: 300 g tape ketan hijau, 350 ml susu UHT putih, 120 g gula pasir, 2 butir telur ayam, 1 sdm terigu, 2 lembar daun pandan, emping goreng.

Kocok gula dan telur sampai larut, tambahkan susu dan tape ketan, aduk rata. Masukkan terigu sambil diayak, oles cetakan dengan minyak, beri irisan daun pandan, kukus selama 20 menit.

Dinginkan sebelum disantap atau simpan di kulkas agar lebih segar. Puding ini tetap mempertahankan warna hijau dan aroma pandan yang khas Keraton.

Emping Melinjo, Pelengkap Ikonik Manuk Nom

Dalam hidangan manuk nom, emping goreng bukan sekadar hiasan. Emping juga berfungsi sebagai “sendok” alami untuk menyantap puding, sekaligus memberikan tekstur renyah.

Untuk membuat emping melinjo, biji melinjo dibersihkan dari daun, disangrai dengan pasir hingga kulit kecokelatan. Setelah itu, biji ditumbuk tipis, dijemur sampai kering, dan digoreng saat akan disajikan.

Tekstur emping yang garing berpadu dengan puding manuk nom yang lembut. Kombinasi ini menciptakan sensasi rasa dan tekstur yang khas, menjadikan manuk nom lebih dari sekadar puding biasa.

Pembuatan emping membutuhkan ketelitian agar tidak terlalu tipis atau gosong. Namun hasilnya sepadan, karena emping menambah nilai estetika sekaligus rasa pada sajian kerajaan ini.

Menikmati Manuk Nom di Rumah

Manuk nom bisa disajikan sebagai hidangan penutup atau makanan pembuka. Fleksibilitas ini membuat puding hijau ini menarik untuk dicoba di berbagai kesempatan, baik santai maupun formal.

Dengan resep-resep sederhana dan bahan mudah didapat, setiap orang bisa mencoba membuat puding favorit raja-raja Jogja di rumah. Cita rasa manuk nom tetap kaya dan autentik, meski tidak disajikan di istana.

Kombinasi tape ketan, telur, susu, dan emping goreng menghasilkan puding manis, lembut, dan renyah di saat bersamaan. Setiap gigitan seakan membawa kita merasakan warisan kuliner Keraton yang legendaris.

Bagi penggemar kuliner tradisional, mencoba manuk nom adalah cara menyelami sejarah dan rasa. Selain itu, sajian ini juga bisa menjadi inspirasi untuk kreasi puding modern dengan sentuhan klasik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index