JAKARTA - Ekosistem fintech Indonesia kembali mencuri perhatian dunia melalui partisipasi Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dalam ajang Hong Kong FinTech Week (HKFW) 2025. Keikutsertaan ini menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan potensi besar industri pinjaman daring atau peer-to-peer lending (pindar) yang terus tumbuh pesat di Tanah Air.
HKFW 2025 merupakan salah satu konferensi dan pameran fintech terbesar di dunia yang mempertemukan berbagai pihak penting, mulai dari regulator, investor, hingga pemimpin industri keuangan digital global. Ajang ini menjadi ruang kolaborasi bagi pelaku industri untuk berbagi inovasi dan memperkuat jejaring internasional.
Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, menyampaikan bahwa keterlibatan Indonesia dalam HKFW bukan sekadar ajang pamer, melainkan bentuk nyata komitmen dalam memperluas kolaborasi strategis lintas negara. “Melalui Hong Kong FinTech Week, kami ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki ekosistem fintech lending yang berkembang pesat dengan tata kelola yang kuat dan prinsip perlindungan konsumen sebagai prioritas,” ujar Entjik di Banyuwangi, Jawa Timur.
Partisipasi AFPI di HKFW juga menunjukkan kesiapan Indonesia untuk menjadi pemain penting dalam peta industri keuangan digital internasional. Momentum ini diharapkan dapat memperluas kemitraan sekaligus memperkuat posisi fintech nasional di kancah global.
Ekosistem Fintech Indonesia Makin Dikenal Dunia
Menurut Entjik, model bisnis pindar di Indonesia kini semakin diminati karena sifatnya yang inklusif dan transparan. Ia menjelaskan bahwa fintech pendanaan bersama di Indonesia dijalankan dengan kerangka regulasi yang jelas, memiliki integritas tinggi, dan mengedepankan prinsip perlindungan bagi pengguna serta investor.
“Model bisnis pindar di Indonesia bersifat inklusif serta ramah investor karena dijalankan di bawah kerangka regulasi yang jelas dan berintegritas tinggi,” tegasnya.
Kehadiran AFPI di HKFW juga menjadi bentuk promosi positif bagi reputasi Indonesia di mata global. Negara ini kini dianggap memiliki sistem fintech yang cukup matang, dengan pengawasan ketat dari otoritas dan keberhasilan dalam menjaga keseimbangan antara inovasi dan keamanan finansial.
Pindar dinilai sebagai pendorong utama inklusi keuangan di Indonesia. Melalui platform digital, layanan ini mampu menjangkau masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sebelumnya belum memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal.
Dengan demikian, fintech bukan hanya menjadi instrumen bisnis, melainkan juga solusi untuk pemerataan ekonomi. Perannya yang signifikan dalam mendukung pembiayaan sektor produktif turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Membangun Kolaborasi Regional Melalui Teknologi
Dalam konteks kawasan, Entjik menilai kemampuan ekosistem pindar Indonesia membuka peluang kolaborasi dengan negara-negara lain, terutama di ASEAN dan China. Keikutsertaan AFPI dalam HKFW menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama teknologi dan investasi lintas negara.
“Kolaborasi dalam bidang teknologi, pendanaan, dan tata kelola akan membantu mempercepat pengembangan sektor fintech Indonesia agar semakin kompetitif dan berstandar internasional,” ujar Entjik.
Hong Kong sendiri dikenal sebagai pusat finansial dan inovasi teknologi Asia. Kehadiran AFPI di ajang tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian aktif dalam jejaring ekonomi digital regional.
Melalui kerja sama lintas batas, pelaku fintech Indonesia dapat memperluas peluang investasi, memperoleh transfer pengetahuan, serta membangun sinergi dalam pengembangan inovasi digital yang berkelanjutan.
Langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan fintech di Asia Tenggara. Dengan ekosistem yang semakin matang, Indonesia berpotensi menjadi mitra strategis bagi negara lain dalam pengembangan teknologi keuangan berbasis inklusi.
Arah Baru Inovasi dan Transformasi Digital
Partisipasi AFPI dalam HKFW 2025 menandai babak baru bagi industri fintech Indonesia. Momentum ini menjadi kesempatan emas untuk menampilkan inovasi lokal kepada dunia sekaligus mengukur sejauh mana kesiapan pelaku nasional dalam bersaing di tingkat global.
Menurut Entjik, keterlibatan aktif dalam forum internasional seperti HKFW dapat memperkuat kapasitas lembaga fintech Indonesia dalam hal adopsi teknologi, tata kelola, dan perlindungan konsumen. Dengan demikian, perkembangan fintech nasional dapat bergerak sejalan dengan standar global.
Selain memperluas jejaring bisnis, ajang ini juga menjadi sarana untuk mempelajari tren dan teknologi terkini yang bisa diadaptasi untuk memperkuat ekosistem digital di dalam negeri. AFPI berharap, keikutsertaan dalam forum global semacam ini akan membuka pintu bagi investasi baru yang dapat mendorong pertumbuhan sektor keuangan digital secara berkelanjutan.
Partisipasi ini tidak hanya mencerminkan kemajuan, tetapi juga tekad Indonesia untuk terus berinovasi dan memimpin transformasi keuangan digital di kawasan. Dengan dukungan regulator, pelaku usaha, dan masyarakat, industri fintech Indonesia semakin siap menghadapi tantangan dan peluang masa depan.
Dengan langkah strategis di Hong Kong FinTech Week 2025, AFPI menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar fintech, tetapi juga pemain aktif yang diakui di kancah internasional. Kehadiran ekosistem pindar yang kuat, tata kelola yang baik, serta fokus pada perlindungan konsumen menjadi fondasi penting untuk membawa fintech Indonesia menuju tingkat global yang lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi.